Utusan Vatikan menghubungi Prof. Langdon, mengingat reputasinya sebagai ahli simbologi, dan memintanya untuk segera memecahkan teka-teki kelompok Illuminati sang pengirim pesan tersebut. menurut saya aneh saja, bila dimaksud reputasi Langdon dalam TdVC, maka kurang logis bila sampai Vatikan meminta bantuan Langdon. apa boleh buat, penonton musti maklum TdVC telanjur lebih dulu tenar baru kemudian prekuelnya ini diangkat.
Maka alur ketegangan berseliweran sepanjang film: di kapel Sistina tempat para pangeran Gereja (kardinal) mengadakan pemilihan paus baru (konklaf), perpustakaan Vatikan yang ditampilkan begitu elok dan canggihnya, basilika-basilika yang tersebar di kota Roma, dan lapangan St. Peter (St. Peter Square). seolah-olah sebuah wisata kota Roma dalam suatu ritme yang memacu rasa ingin tahu!
Dalam film ini, Dan Brown berhasil menempatkan Galileo, Bernini dalam satu barisan Illuminati sebagai musuh resmi Gereja dan sekaligus memperlihatkan sisi manusiawi para pemimpin Gereja. sayang sekali, Ewan McGregor (yang begitu memukau dalam "Moulin Rouge!") tampak amat canggung dan tidak terlalu meyakinkan dalam peran sebagai Camerlengo atawa Chamerlagne, yakni orang yang ditunjuk oleh Paus yang mangkat sebagai pengganti sementara.
Demikian pula pada adegan penyingkapan rahasia si Camerlengo, terasa janggal bahwa para kardinal yang berada di kapel Sistina sudah melihat rekaman pembunuhan kepala polisi Vatikan (posisi ini juga jelas hanya rekaan Dan Brown), yang berarti melebihi kecepatan berjalan Camerlengo, padahal kardinal itu kan sudah berumur lanjut!
Film ini berhasil menampilkan suspens dengan latar belakang Gereja Katolik. sutradara Ron Howard berhasil menangkap sudut-sudut dan detail menarik dan menjelaskannya ibarat pemandu wisata. meskipun, karena dilarang pihak Vatikan, film ini sebetulnya membuat lokasi tiruan lingkungan Vatikan semirip mungkin.
Dowbload Subtitle
No comments:
Post a Comment